HOKIbank menggunakan uang kepeng sebagai logo dalam penulisan nama HOKIbank mengandung makna bahwa uang kepeng yang merupakan alat pembayaran kuno yang sah dianggap merupakan perpaduan dua budaya yang saling terikat dan harmonis satu sama lain dan merupakan sejarah perdagangan serta perputaran uang sebagai harga dari segala bentuk barang dan jasa.
Dalam setiap lengkungan dan warna yang memikat pada logo Uang Kepeng, tersemat makna mendalam yang merefleksikan identitas dan misi bank ini. Bentuk bulat, sebagai fondasi logo, menciptakan kesan kelengkapan dan kesatuan.
Warna merah yang mencolok menandakan semangat, keberanian, dan semangat bertransformasi. Ini adalah simbol keterlibatan bank dalam memberikan solusi yang dinamis dan inovatif, serta semangat untuk terus tumbuh dan berkembang.
Warna kuning, dengan kilau cerahnya, merujuk pada kemakmuran, keceriaan, dan optimisme. Menampilkan komitmen bank untuk menjadi mitra yang membawa kebahagiaan finansial kepada para nasabah.
Biru, dalam nuansa yang tenang dan stabil, melambangkan kepercayaan dan profesionalisme. Warna ini menciptakan atmosfer keamanan, menegaskan bahwa bank Uang Kepeng adalah tempat yang kokoh dan terpercaya dalam setiap langkah perjalanan keuangan.
Perpaduan harmonis dari tiga warna ini menciptakan keseluruhan narasi visual yang menyampaikan pesan tentang semangat perubahan, keberlanjutan, dan pelayanan yang holistik. Logo ini menjadi simbol dari komitmen bank untuk menyediakan solusi finansial yang lengkap dan berdaya, serta menjaga esensi keterlibatan dan kepercayaan dalam hubungan dengan setiap nasabah.
1. Pis Bolong Bali
Sejarah uang pis bolong dimulai pada abad ke-19, pada masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Uang kertas dan logam menjadi alat tukar yang umum digunakan, menggantikan sistem barter yang lebih tradisional. Uang pis bolong memiliki ciri khas lubang di tengahnya, melambangkan kesederhanaan dan keberlimpahan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tiang Chen Yuan Bao (Balingkang)
Sejarah uang pis bolong ini merentang kembali ke abad ke-17, pada masa pemerintahan Raja Dewa Agung Jambe I di Bali. Konon, raja tersebut memerintahkan pembuatan uang khusus yang disebut “Tian Cheng Yuan Bao” untuk digunakan sebagai persembahan spiritual di Pura Dalem Balingkang.
3. Gobog Majapahit
Pada puncak kejayaannya Majapahit di abad ke-14, Majapahit menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan di Nusantara. Untuk memfasilitasi kegiatan ekonomi yang semakin berkembang, Raja Hayam Wuruk memutuskan untuk menciptakan mata uang yang unik. Inilah awal mula munculnya uang pis bolong “Gobog Majapahit.”
4. Saraswati
Pada jaman kerajaan Hindu Buddha di Indonesia, Saraswati muncul sebagai salah satu mata uang bentuk manifestasi spiritual dan kecemerlangan intelektual. Wajah Saraswati yang anggun dan bijak terukir dengan detail yang indah. Setiap goresan menggambarkan kelembutan dan kebijaksanaan Sang Dewi, menciptakan sebuah karya seni yang memuji nilai-nilai intelektual dan spiritual.
5. Panca Pandawa
Pada zaman keemasan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, Panca Pandawa muncul sebagai karya seni yang menggabungkan estetika tinggi dengan kedalaman makna budaya. Permukaan uang kepeng ini terdapat gambar dari kelima ksatria Putra Pandu, yaitu: Dharmawangsa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Pis ini dipercayai memiliki kekuatan gaib seperti, kewibawaan, kekuatan, dan juga kebijaksanaan.
6. Khrisna
Pada abad ke-9, di masa gemerlap kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, Khrisna muncul sebagai manifestasi spiritualitas dan kearifan yang diterjemahkan melalui seni mata uang. Lubang di tengahnya tak hanya memperkaya estetika, melainkan adalah simbol hubungan antara dunia nyata dan dunia roh. Sesuai dengan peran Khrisna dalam dunia pewayangan, maka fungsinya adalah sebagai penuntun ke arah kebaikan dan kebijakan
7. Dewata Nawa Sanga
Pis Bolong Dewata Nawa Sanga muncul pada jaman keemasan kerajaan Hindu-Budha. Pis bolong ini menggambarkan lambang tempat singasana Tuhan sebagai pencipta, selain itu 8 kelopak dan 1 titik di tengah padma tersebut melambangkan ke 9 dewa-dewa penguasa yang beristana di masing-masing arah penjuru angin.
8. Arjuna
Pada era kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, tepatnya pada abad ke-9, Arjuna mencuat sebagai mata uang yang melibatkan sentuhan seni tinggi. Dengan ciri khas lubang di tengahnya yang memperkuat estetika unik, setiap keping Arjuna adalah karya seni yang menceritakan kisah kepahlawanan dan keadilan. Gambar Arjuna diukir dengan detail halus, menggambarkan Pangeran Pandawa yang gagah berani memegang busur dan panahnya.
9. Rambut Sedana
Dipercaya muncul pada zaman Mataram Kuno, Rambut Sedana menjadi mata uang eksklusif yang menggambarkan kemegahan dan kemuliaan kerajaan. Dengan ciri khas lubang di tengahnya, mata uang ini dihiasi dengan gambar-gambar lembut yang menciptakan harmoni antara seni dan nilai-nilai spiritual.
10. Kasha Banten
Kasha Banten adalah mata uang yang ada pada masa puncak kejayaan Kerajaan Banten. Kasha banten menjadi saksi setia dari setiap transaksi dan keputusan ekonomi yang membentuk masa depan kerajaan dan masyarakatnya. Dengan desain yang sarat makna, setiap Kasha Banten menceritakan kisah kejayaan perdagangan dan kemakmuran Kerajaan Banten
11. Ganesha
Uang Kepeng Ganesha adalah mata uang yang muncul pada era gemerlap kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Ganesha muncul sebagai simbol kebijaksanaan, pengetahuan, dan keberuntungan. Desainnya yang unik, dengan lubang di tengahnya, bukan hanya menciptakan estetika seni yang indah, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang kekosongan yang diisi oleh kebijaksanaan ilahi.